Usaha Kaki Lima, Jual Lumpia Dengan Keuntungan Berlipat

Usaha lumpia kaki lima ini telah digeluti bu Wagimun sejak tahun 1978. Berawal dari saudara suami yang menikah dengan orang Tionghoa, bu Wagimun mendapatkan satu resep rahasia bagaimana cara membuat lumpia dengan rasa yang sangat pas, tidak kurang dan tidak lebih. Sebuah keberuntungan yang mungkin jarang didapat. Dan dijadikannya sebagai peluang bisnis makanan yang menjanjikan.

Keunggulan lumpia “Lestari Mataram” ini terletak pada isinya yang padat dan gurih dengan paduan saus tauco yang legit. Kulitnya pun kering sehingga menghasilkan sensasi kriuk namun tidak terasa hambar. Banyak lumpia-lumpia lain yang dijual di pasaran namun kulit lumpianya sering terasa hambar.

Usaha lumpia kaki lima, jajanan dengan keuntungan berlipat ini, dikategorikan menjadi 6 buah. “Lumpia Spesial” berisi daging ayam, udang, uritan, telur puyuh, ampela ati serta wortel dan rebung, dijual dengan harga 2600 rupiah. Untuk “Lumpia Komplit” isinya sama dengan “Lumpia Spesial” namun tidak ada ampela ati. Harganya 2400 rupiah.

Kemudian ada lumpia dengan isi ayam udang, ayam uritan, ayam ati ampela dijual dengan harga 2200 rupiah. Untuk lumpia isi ayam puyuh dijual dengan harga 2000 rupiah dan lumpia biasa yang berisi ayam, rebung dan wortel dijual dengan harga 1500 rupiah.

“Lestari Mataram” membuka “outlet kaki lima“-nya mulai pukul setengah lima sore hingga pukul sembilan malam. Namun, dalam waktu yang begitu singkat rata-rata lumpia yang berhasil dijualnya berkisar 800 buah tiap malamya. Belum termasuk pesanan. Sebuah angka yang sangat fantastis untuk usaha makanan kecil kaki lima.

Proses Produksi

Proses pembuatan lumpia dibagi menjadi 2 tahap, yakni pembuatan kulit dan bahan isian. Untuk kulit bahan yang digunakan adalah tepung terigu dengan campuran telur dan air. Setelah diuleni selama 1 jam kemudian didiamkan dahulu sekitar 1/4 jam lalu barulah dioleskan ke dalam wajan namun dalam hitungan detik langsung diangkat karena cepat keringnya.

Untuk bahan isian bu Wagimun selalu menggunakan rebung asli yang diperolehnya dari kota Malang. Selain rebung isian menggunakan campuran wortel dan dibumbui bawang putih, bawang merah, telur, garam dan penyedap.

Peralatan yang digunakan untuk membuat kulit, bahan isian dan lainnya hanyalah peralatan masak pada umumnya seperti kompor, wajan, baskom, sothil, irus, pisau dan lain-lain. Tidak ada alat yang spesifik yang digunakan dalam proses pembuatan kulit maupun bahan isian lumpia tersebut.

Semua bahan-bahan lumpia seperti kulit lumpia, isian lumpia dan juga saus tauco beserta acarnya telah dipersiapkan sebelum sampai ditempat berjualan. Jika pembeli datang, bu Wagimun hanya tinggal mengisi kulit lumpia dengan isian yang dipesan pelanggannya kemudian langsung digoreng.

Selain berjualan di kaki lima, lumpia “Lestari Mataram” juga menerima pesanan dalam jumlah kecil maupun banyak untuk berbagai keperluan. Pelanggannya-pun dari berbagai golongan. Mulai dari anak-anak, mahasiswa, ibu rumah tangga hingga pelayan toko. Kebanyakan dari mereka adalah orang yang lalu lalang di sepanjang jalan Solo, tempat bu Wagimun berjualan.

Memang ada beberapa pedagang lumpia yang berjualan di sepanjang jalan tersebut, terlebih di depan swalayan Gardena. Namun hingga tulisan ini dibuat, lumpia “Lestari Mataram”-lah yang selalu banyak didatangi para konsumen maupun pelanggannya yang setia.