Pecinta alam adalah salah satu kegiatan yang sering dijumpai di kampus kampus dan sekolah-sekolah. Biasanya mereka mempunyai komunitas, seringkali dalam wadah unit kegiatan mahasiswa yaitu Mapala.
Para mahasiswa pecinta alam ini biasa melakukan kegiatan pendakian gunung, arung jeram, panjat tebing dan lainnya. Setiap kegiatan tersebut biasanya membutuhkan peralatan khusus yang biasa disebut outdoor equipment. Peralatan itu mulai dari jaket pelampung, kayak, tenda dan masih banyak lagi peralatan lainnya.Kami berhasil menemui Mulhendra seorang pengusaha outdoor equipment yang berada di daerah jalan Kaliurang. Mulhendra yang masih muda dan sehari-hari masih kuliah di arkeologi UGM ini mengawali usaha ini didasarkan pada hobinya yang senang akan pecinta alam. Mulhendra menamai setiap produk yang dia hasilkan dengan merk Biawak.
Proses produksi.
Untuk membuat peralatan ini dibutuhkan keahlian tukang jahit yang cukup bagus, Pada awalnya Mulhendra survei kesana-kemari untuk mendapatkan seorang penjahit yang berpengalaman. Dari sinilah akhirnya Mulhendra belajar tentang bagaimana produksi peralatan arung jeram itu sendiri.
Bahan-bahan baku yang dibutuhkan untuk produksinya adalah Terpauline,nylon,matras,parasut,foam. Harga bahan baku yang paling fluktuatif adalah nylon yang dalam 1 hari pernah naik 3x tergantung dari nilai dolar. Asal bahan baku yang diperoleh berasal dari Jogja,Semarang,Bandung, Jakarta.
Dalam proses produksinya Mulhendra dibantu oleh tukang potong dan tukang lem, masing-masing 1 orang terkadang ditambah 1 orang tenaga lepas.Masing-masing karyawan tetap diberi gaji Rp. 300 ribu/bulan ditambah fasilitas tempat tinggal. Sedangkan untuk tenaga tukang jahit, menggunakan sistem outsource. Biaya tergantung model produk dan tingkat kerumitan antara Rp. 10 ribu/buah (throwing bag) sampai dengan Rp. 120 ribu/buah (life jacket).
Produksi dilakukan jika ada pesanan atau sebagai stok gudang serta inovasi produk baru. Keunggulan dari produk –produk biawak antara lain inovasi produk dengan model baru dimana dalam 1 bulan bisa tercipta 1 model. Hal ini karena produk biawak hanya fokus pada bidang arung jeram saja. Produk yang telah ia hasilkan selama ini mempunyai total 21 item.Mengenai harga karena masih pemain baru maka harga masih dibawah harga pasaran.
Untuk pelayanan pelanggan sangat diutamakan. Order 1 buah pun dilayani dan bahkan tak jarang barang diantar ke pembeli selama masih di dalam kota jogja. Selama ini tidak pernah ada komplain dari konsumen karena pesanan selalu tepat waktu dan sesuai kualitas yang diinginkan.
Pemasaran
Pasaran yang dibidik oleh produk-produk Biawak mayoritas adalah penggiat arung jeram. Maraknya kegiatan outbound dan tempat-tempat wisata alam dewasa ini menambah segmen pasar yang ada. Bahkan tak jarang beberapa LSM dibidang rescue menggunakan produk biawak.
Pemasaran produk Biawak sejauh ini masih di wilayah Jogja,toko-toko outdoor equipment, beberapa toko tersebut juga memiliki cabang diluar Jogja. Tak jarang pesanan datang dari relasi-relasinya dari kota Padang. Promosi yang dilakukan pun dari teman-teman, door to door, dengan pertimbangan bahwa konsumennya(toko-toko outdoor) telah memiliki pangsa pasar sendiri sehingga tidak perlu repot-repot melakukan promosi. Pendapatan yang diperoleh fluktuatif antara 5 juta hingga 8 juta/bulan.
Kendala
Banyaknya pemain dalam bidang ini tidak begitu berpengaruh untuk produk-produk tertentu, akan tetapi untuk produk life jacket (pelampung) dengan banyaknya pemain besar dan lebih lama sedikit membuat kesulitan dalam memperoleh bahan baku. Kendala lain yang dirasakan Mulhendra adalah kesulitan membagi waktu dengan kegiatan perkuliahan yang harus ia jalani.
Untuk rencana pengembangan usaha kedepan, menyiapkan sumber daya manusia yang ada supaya bisa menangani usaha yang sudah berjalan sehingga bisa lebih fokus menciptakan unit usaha baru yang bisa mencakup bidang yang lebih luas seperti traveling dan outbond serta kegiatan umum seperti seminar dan penelitian.